PENGARUH PERMAINAN KARTU DOMINO TERHADAP KEMAMPUAN
MENGENAL KONSEP BILANGAN
(Penelitian pada Siswa Kelompok
A2 TK Islam
Jami’atul Quro’ Kota Magelang)
Oleh : Mutma’inah
NPM : 10.0304.0108
ABSTRAKSI:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
permainan kartu domino terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan di TK Islam
Jami’atul Quro’ Kota Magelang tahun ajaran 2012-2013. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.
Subjek penelitiannya, yaitu anak kelompok A2 sebanyak 20 anak, 10 anak pada kelompok eksperimen dan 10 anak pada
kelompok kontrol di TK Islam Jami’atul Quro’ Kota Magelang.
Adapun data yang diperoleh merupakan hasil observasi, dokumentasi serta tes yang dilakukan kepada setiap
subjek yang diberikan pada saat pre-test dan post-test dan diuji
dengan menggunakan Uji-t dengan bantuan SPSS Versi 20.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan penggunaan
permainan kartu domino terhadap kemampuan
mengenal konsep bilangan pada anak. Hal ini dibuktikan dengan skor kemampuan
mengenal konsep bilangan pada anak kelompok ekperimen peningkatannya lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulannya adalah ada pengaruh signifikan
penggunaan permainan kartu domino terhadap kemampuan
mengenal konsep bilangan.
Kata Kunci : kartu domino, mengenal konsep bilangan.
PENDAHULUAN
Pengenalan matematika di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seperti
menghitung, bilangan dan operasi bilangan, sebaiknya dengan menggunakan
benda-benda konkrit. Matematika atau berhitung amat penting dalam kehidupan, kegiatan
belanja, menghitung benda, waktu, jarak, kecepatan adalah contoh sederhana
tentang kebutuhan matematika dalam kehidupan sehari-hari (Suyanto, 2005:56).
Menurut Shaffer (dalam Masitoh dkk, 2005:74) belajar
anak terjadi ketika anak membuat suatu
perubahan yang lebih permanen dalam pikirannya atau perilakunya sebagai hasil
dari interaksi antara kematangan dan belajar. Keberhasilan anak dalam belajar tergantung pada cara penyajian
materi pembelajaran, media pembelajaran dan metode mengajar yang digunakan oleh
guru pada proses belajar mengajar.
Hasil observasi peneliti di TK Islam Jami’atul Quro’
Kota Magelang, masih banyak orangtua anak serta pendidik yang lebih menekankan
pada pengenalan lambang bilangan, sehingga banyak anak yang mengalami kesulitan
dalam kegiatan mengenal bilangan atau menghitung jumlah benda. Kesalahan yang
banyak dilakukan orangtua dan pendidik PAUD adalah menekankan pada pengenalan
lambang bilangan, bukan pada konsep bilangannya (Rohmitawati, 2008), sementara mengenal konsep bilangan merupakan
pondasi utama dalam matematika. Sebagai dampak dari kesalahan orangtua dan
pendidik di TK Islam Jami’atul Quro’, sekitar 70 % anak kelompok A mengalami
kesulitan dalam mengenal konsep bilangan, hal ini sering terjadi ketika anak
melakukan kegiatan memasangkan jumlah benda dengan angkanya, menghitung jumlah
benda, serta membedakan jumlah benda yang
sama dan tidak sama.
Salah satu cara penyajian materi pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia 4-6 tahun
dengan menggunakan kartu domino. Kartu domino disini bukanlah suatu kartu yang
digunakan oleh orang untuk berjudi, melainkan suatu media
untuk pembelajaran yang bentuknya dibuat seperti kartu domino untuk menarik
minat anak dalam mengenal konsep bilangan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pembelajaran
mengenal konsep bilangan dengan menggunakan media kartu domino dirasakan akan
lebih efektif dan berhasil daripada menggunakan
metode informasi/ceramah.
Rumuskan masalah dalam penelitian ini : “Apakah ada pengaruh permainan
kartu domino terhadap mengenal konsep bilangan?”. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh permainan kartu
domino terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan. Penelitian ini memberi manfaat dalam mengembangkan
pendidikan anak usia dini, utamanya terkait dengan pengembangkan kemampuan
mengenal konsep bilangan serta peningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan.
Menurut
Copley (Astuti, 2012:25) angka atau bilangan adalah lambang
atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai
contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka (double digits)
yaitu angka 1 dan angka 0. Menurut Delphie (2009:3)
bilangan merupakan cabang matematika yang membahas tentang hubungan
antara hubungan simbol nyata dengan perhitungannya. Pengetahuan tentang
bilangan yang sering disebut sebagai aritmetika. Setiap bilangan yang dilambangkan
dalam bentuk angka, sebenarnya merupakan konsep
abstrak. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa dalam
pembelajaran matematika mengenal konsep
bilangan tidak hanya tampilan bahasa lisan saja tetapi harus diiringi
dengan tampilan model/benda mainan ataupun
tampilan gambar. Untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak anak Taman
Kanak-kanak tidak dilakukan dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan secara
bertahap dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang kongkrit
untuk membantu proses pembelajaran mengenal bilangan.
Menurut
Coopley dalam Astuti (2012:
27) mengungkapkan indikator yang berkaitan dengan
kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu (1) counting (berhitung), (2) one-to-one
correspondence (koresponden
satu-satu), (3) quality (kuantitas), (4) comparison (perbandingan)
dan (5) recognizing and writing numeral (mengenal dan
menulis angka).
Dalam
menyampaikan materi pembelajaran mengenal konsep bilangan untuk
anak usia 4-6 tahun (Taman Kanak-kanak), memerlukan tahapan-tahapan dalam
penyampaiannya dan dilakukan secara bertahap. Pendekatan dengan menggunakan
materi kongkrit dan gambar harus secara intensif dilakukan di tingkat awal pada
anak, sebelum anak memasuki tingkat pengenalan bilangan selanjutnya. Menurut
Gage dan Berliner (dalam Makmun, 2005) dalam konteks ini
guru berperan, bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut: a) Perencana (planner) b) Pelaksana
(organizer), c) Penilai (evaluator)
Froebel (Patmonodewo, 2003:7) berpendapat bahwa masa
anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, dan merupakan masa
pembentukan dalam periode kehidupan manusia (a noble and malleable phase of human life). Oleh karenanya masa
anak sering dipandang sebagai masa emas (golden
age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Pada masa ini anak belajar terbaik
melalui kehadiran objek permanen (objeck
permanency) sudah mulai berkembang.
Cara berfikir anak usia 4-6 tahun bersifat konkret dan transduktif, anak
menghubungkan benda-benda yang baru dipelajarinya berdasarkan pengalamannya
berinteraksi dengan benda-benda sebelumnya.
Berdasarkan cara berpikir anak usia 4-6 tahun, menurut Suyanto (2005:8)
prinsip belajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebaiknya memiliki ciri :
1) konkret dan dapat dilihat langsung, 2) bersifat pengenalan, 3) seimbang
antara kegiatan fisik dan mental, 4) sesuai tingkat perkembangan anak, 5) sesuai
kebutuhan individual, 6) mengembangkan kecerdasan, 7) sesuai dengan langgam
belajar anak, 8) kontekstual dan multi konteks, 9) terpadu, 10) penggunakan
esensi bermain.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk kesenangan (Piaget
dalam Ismail, 2009:24). Menurut Arbarini (2009 dalam [arbarini.blogspot.com] diakses 10 Mei 2012) salah satu permainan untuk
anak usia dini Permainan matematika,
yaitu permainan hitung-menghitung, lotto, domino.
Kartu domino berisi lingkaran yang merepresentasikan
bilangan dari kosong (nol) sampai 12. Kartu tersebut baik untuk melatih anak
menghitung dan mengenal pola (Suyanto, 2005:69). Menurut
Anang (dalam Sabeth 2008: 26), kartu domino dapat dijadikan mainan edukatif,
salah satunya digunakan untuk mengenal konsep bilangan dan operasi bilangan.
Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai : 1) mengenal pola, 2) belajar
membilang, 3) Belajar membandingkan, 4) Operasi penambahan, pengurangan
Permainan
kartu domino merupakan media yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi
anak, dimana anak dapat secara langsung terlibat dalam kegiatan mengenal konsep
bilangan pada kartu domino yang telah domodifikasi. Selain itu menurut Juliarti
dalam Sabeth (2008: 26) dengan mengggunakan kartu domino ternyata anak lebih
mudah memahami konsep bilangan, anak juga merasa senang karena mereka dapat
belajar melalui bermain. Konsep permainan kartu domino yang dimodifikasi oleh
peneliti adalah :
1
|
Gambar 1
Kartu domino untuk mengenalkan
konsep jumlah.
Melalui
permainan kartu domino diharpkan anak usia 4-6 tahun lebih terampil dalam
mengenal konsep bilangan melalui kegiatan berhitung, menghitung jumlah benda,
membadingkan jumlah benda, dan memsangkan jumlah benda dengan angka.
Metode
Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen, desain dalam penelitian melibatkan dua kelompok,
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain ini
melakukan pengukuran awal (pretest) terhadap kedua
kelompok. Kemudian memberikan perlakuan (treatment) terhadap
kelompok eksperimen saja. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut dilakukan
kembali pengukuran (post-test).
Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Jami’atul
Quro’ Jl. Gajah Mada nomor 15 Ngentak Gelangan Kecamatan Magelang Tengah Kota
Magelang 56112 Telepon (0293) 313786. Subjek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah anak kelompok A2 sebanyak 20 anak. Kegiatan penelitian ini dilakukan
pada semester satu (ganjil) tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Juli, Agustus,
September dan Oktober tahun 2012, dimana
selama 5 bulan ini akan direncanakan untuk observasi, pengumpulan data,
menganalisis data, menentukan hasil
analisis.
Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrument
penelitian. (Sugiyono, 2001: 84). Adapun
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui : 1) Studi Dokumentasi, 2) Observasi, 3) Wawancara. Intrumen
penelitian ini menggunakan skala pengukuran jenis
skala 0-1 atau Teknik skala Guttman. Skala
yang digunakan adalah skala nilai dengan menggunakan kategori nilai 1 untuk
muncul dan 0 untuk tidak muncul. Sebelum instrumen digunakan maka dilakukan uji
coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap anak-anak kelompok A1
sebanyak 10 anak di TK Islam Jami’atul Quro’ Setelah diujicobakan maka dilakukan penyeleksian item dengan melihat
hasil validasi instrument. Penghitungan koefisien korelasi product moment/r
hitung dengan bantuan aplikasi Ms. Excell 2010. Dan 49 item dinyatakan valid. Selanjutnya perhitungan
reliabilitas menggunakan aplikasi SPSS Versi 20.0 dengan
metode alpha-cronbach’s dengan hasil 0.990.
Hasil Penelitian
Bentuk
pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut :
pada kelompok eksperimen dilakukan
sebanyak 8 kali treatment, dalam satu kali treatment dilakukan
kurang lebih
30
menit. Hasil
penelitian diperoleh bahwa terdapat peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan di TK Islam Jami’atul Quro’ tahun ajaran 2012-2013 sebelum dan sesudah
menggunakan permainan kartu domino. Secara lebih rinci tentang peningkatan
kemampuan mengenal konsep bilangan tersaji pada tabel berikut :
Tabel 1
Keadaan Kemampuan Mengenal
Konsep Bilangan Kelompok Eksperimen
No
|
Nama
|
Pretest
|
Postest
|
Peningkatan
|
1
|
GA
|
30
|
49
|
19
|
2
|
GW
|
26
|
44
|
18
|
3
|
MA
|
34
|
41
|
7
|
4
|
IA
|
39
|
48
|
9
|
5
|
VB
|
31
|
46
|
15
|
6
|
NB
|
13
|
49
|
36
|
7
|
CA
|
39
|
43
|
4
|
8
|
RR
|
37
|
48
|
11
|
9
|
NZ
|
24
|
35
|
11
|
10
|
JI
|
44
|
48
|
4
|
Berdasarkan tabel di atas bahwa
seluruh anak mengalami peningkatan. Peningkatan yang cukup tinggi dialami oleh NB sebanyak 36 skor, GA sebanyak
19 skor, GW sebanyak 18 skor dan VB sebanyak 15 skor. Sedang anak yang lainnya mengalami
peningkatan namun peningkatannya tidak cukup tinggi.
Selanjutnya
berikut disajikan kondisi kelompok kontrol tersaji pada tabel 2 berikut :
Tabel 2
Keadaan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Kelompok
Kontrol
No
|
Nama
|
Pretest
|
Postest
|
Peningkatan
|
1
|
RH
|
18
|
21
|
3
|
2
|
AZ
|
45
|
46
|
1
|
3
|
AH
|
22
|
26
|
4
|
4
|
YC
|
42
|
42
|
0
|
5
|
SC
|
43
|
43
|
0
|
6
|
KP
|
33
|
41
|
8
|
7
|
CN
|
29
|
33
|
4
|
8
|
AY
|
13
|
20
|
7
|
9
|
KP
|
36
|
36
|
0
|
10
|
MD
|
47
|
47
|
0
|
Berdasarkan tabel di atas bahwa
tidak seluruh anak mengalami peningkatan . Peningkatan yang cukup tinggi dialami oleh KP sebanyak 8 skor, AY sebanyak
7 skor, CN dan AH sebanyak 4 skor, RH
sebanyak 3 skor serta AZ sebanyak 1 skor. Sedang anak yang lainnya tidak
mengalami peningkatan kemampuan atau memperoleh
0 skor.
Sebelum data pengaruh permainan
kartu domino terhadap kemampuan mengenal
konsep bilangan diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
dan homogenitas data dengan bantuan software SPSS Versi 20.0 dengan
hasil sebagai berikut :
Tabel 3
Uji Normalitas Data Pre-Test dan Post Test
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok
|
Perlakuan
|
Z
|
Nilai p
|
Keterangan
|
Eksperimen
|
Pre-Test
|
0,397
|
0,763
|
Normal
|
Post-Test
|
0,998
|
0,606
|
Normal
|
|
Kontrol
|
Pre-Test
|
0,565
|
0,907
|
Normal
|
Post-Test
|
0,654
|
0,785
|
Normal
|
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa semua data
terdistribusikan normal karena mempunyai nilai p > 0,05. Selanjutnya berikut
disajikan hasil uji homogenitas seperti yang
tersaji pada table berikut :
Tabel 4
Uji Homogenitas Varians data
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Data
|
Uji F
|
df1
|
df2
|
Sig
|
Keterangan
|
Pre-Test
|
1,334
|
18
|
16,743
|
0,265
|
Homogen
|
Post-Test
|
7,989
|
18
|
12,747
|
0,111
|
Homogen
|
Dari table 4 di atas,
menunjukkan varians data pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kontrol
homogen karena memiliki nilai p (sig) > 0,05. Berdasarkan table uji
normalitas dan uji homogenitas tersebut dapat dilihat bahwa hasil tersebut
normal dan homogen. Selanjutnya peneliti mencari perbedaan yang signifikan di kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji t.
Tabel 5
Hasil Uji t Independen Data Pre-test dan Post-test
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data
|
Kelompok
|
Rata-Rata
|
Sd
|
Perbedaan Rata-rata
|
Statistik Uji t
|
Nilai p
|
Keterangan
|
Pre-Test
|
Eksperimen
|
31,7
|
9,04
|
-1.1
|
-0.232
|
0,263
|
Tidak Signifikan
|
Kontrol
|
32,8
|
11,97
|
|||||
Pos-Test
|
Eksperimen
|
45,1
|
4,48
|
9,6
|
2.747
|
0.011
|
Signifikan
|
Kontrol
|
35,5
|
10,10
|
Dari tabel 5 di atas bahwa hasil uji t independen data
pre-test dan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah tidak
signifikan karena memiliki nilai p (0,263) > Ī± 0,05 maka Ho diterima. Jadi
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan awal mengenal konsep
bilangan di TK Islam Jami’atul Quro’. Sedang hasil uji t independen data post-test
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah signifikan karena memiliki
nilai p (0,011) < Ī± 0,05. Hal ini berarti bahwa adanya treatment
dengan permainan kartu domino memberi pengaruh terhadap kemampuan mengenal
konsep bilangan di TK Islam Jami’atul Quro’ Kota Magelang Tahun Ajaran
2012-2013.
Pembahasan
Tabel 5
Hasil Pre-Test serta Post-Test Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok
|
Perlakuan
|
Jumlah Nilai
|
Rata -rata
|
Perbedaan
|
Eksperimen
|
Pre-Test
|
317
|
31,7
|
13,4
|
Post-Test
|
451
|
45,1
|
||
Kontrol
|
Pre-Test
|
328
|
32,8
|
2,7
|
Post-Test
|
355
|
35,5
|
Nilai post-test pada
kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan yaitu memiliki nilai
rata-rata 45,1 dari nilai rata-rata pre-test 31,7 atau mengalami
peningkatan nilai rata-rata sebesar 13,4. Kondisi akhir kelompok eksperimen
yang mengalami peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan yang signifikan
karena kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan/ treatment dengan
menggunakan permainan kartu domino yang dapat menstimulasi kemampuan berpikir
anak dan memberikan kesempatan kepada anak
dalam berinteraksi dan memberikan motivasi berupa pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan, sehingga dalam pelaksanaanya dapat menghasilkan
pengalaman belajar yang bermakna dan pengalaman langsung (direct experience)
bagi anak.
Nilai rata-rata post-test pada
kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan yaitu mengalami
peningkatan sebesar 2,7 dari nilai rata-rata awal 32,8 menjadi nilai rata-rata
akhir 35,5. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode konvensional tidak
begitu banyak memberikan perubahan dalam peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan pada kelompok kontrol. Metode konvensional bersifat monoton,
membosankan dan anak-anak merasa terbebani saat mengikuti pembelajaran,
sehingga perkembangan kemampuan mengenal konsep bilangan tidak berkembang
dengan maksimal.
Hasil di atas juga diperkuat
dengan hasil uji t independen data post-test kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol memiliki nilai p <
0,05 yaitu sebesar 2,747. Hal ini berarti bahwa kemampuan mengenal konsep
bilangan anak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol. Tampak bahwa kemampuan akhir mengenal konsep bilangan
kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata lebih besar dari kelompok kontrol,
hal ini berarti penggunaan permainan kartu domino yang diterapkan di kelompok eksperimen dalam
kelas A2 di TK Islam Jami’atul Quro’ Kota Magelang memberi pengaruh terhadap kemampuan
mengenal konsep bilangan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis tentang pengaruh permainan kartu domino terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan dapat
disimpulkan bahwa penggunaan
permainan kartu domino tersebut memberi pengaruh
signifikan terhadap
kemampuan mengenal konsep bilangan.
Saran
Berdasarkan simpulan dan hasil temuan dilapangan, penulis dapat memberikan
beberapa saran yaitu penggunaan berbagai media yang menarik dapat diberikan
guru kepada anak dalam setiap pembelajarannya untuk dapat memberi pengaruh
terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Salah satu media yang efektif
untuk mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak usia 4-6 tahun ( usia TK) adalah menggunakan
permainan kartu domino dengan berbagai modifikasi yang disesuaikan dengan tema.Peneliti
selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan permainan
kartu ini dalam mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak namun
juga pada seluruh aspek perkembangan anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Arbarini, M. 2009.
Bermain dan Belajar pada Anak Usia Dini (Usia 3-6 tahun)[arbarini.blogspot.com].(diakses 10 Mei 2012).
Astuti, R N. (2012). Efektivitas
Penggunaan Media Permainan Ular Tangga dalam Mengembangkan
Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan pada Anak Taman Kanak-Kanak. Skripsi. (tidak diterbitkan). Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Delphie, B. 2009. Matematika
untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: PT Intan Sejati Klaten.
Ismail, A. 2009. Education
Games. Yogyakarta.Pro-U Media.
Makmun, AS. 2005. Psokologi
Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Masitoh, Setiasih,
O.,& Djoehaeni,H. 2005. Pendekatan
Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.
Patmonodewo, S. 2003. Pendidikan
Anak Prasekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rohmitawati, 2008. Mengasah Kecerdasan Matematis Logis Anak Sejak Usia Dini.[p4tkmatematika.org]
(Diakses 24 April 2012).
Sabeth, D. 2008. Permainan
Kartu Domino pada Anak Tuna Grahita dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Biloangan Pecahan. Skripsi. (tidak diterbitkan). Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono, 2001.Metode Penelitian Administrasi. Bandung:
Alfabeta.
Suyanto, S. 2005. Pembelajaran untuk Anak TK. Jakarta:
Depdiknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar